Saturday, 15 June 2013

Pengertian Cinta

Cinta.

Ibn Al-Qayyim, seorang ‘alim dan pujangga cinta, berusaha keras menerjemahkan satu rasa ini dalam berbagai derivasinya, ia bertutur; Mahabbah (cinta), boleh jadi bermakna shafa’ (jernih putih), atau mendidihnya hati tatkala menguat rasa pada objek yang dicinta, atau terpautnya jiwa pada sesuatu yang disuka, atau inti dan benih dari sesuatu yang menumbuhkan dan tak menampung selain objek yang tumbuh di atasnya.

Semua pendapat mengenai pengertian cinta tidak ada yang salah. Mana kala ada orang menyalahkan pendapat orang lain mengenai pengertian cinta berdasarkan pribadinya masing-masing, maka dia belum paham betul cinta.

Cinta itu relatif, setiap kepala punya pengertiannya tersendiri. Termasuk pengertian cinta yang membuat orang lain terheran mengernyitkan dahinya. Tidak ada “pakem”nya. Tidak ada konstitusinya.

Jadi, CINTA adalah……… (Pengertianmu masing-masing, tidak ada yang salah dan berhak untuk menyalahkan)

Tuesday, 30 April 2013

Complementary Quotes

Aku menemukan dua quotes yang “sifatnya” kontradiktif. Seperti apa? Apakah benar kata “kontradiktif” tepat untuknya?

Pertama,
“Practice make perfect”, dengan selalu giat berlatih maka akan membuat diri kita semakin baik dalam suatu bidang tertentu. Selalu mencoba dan terus mencoba walau dalam perjalanannya tersandung kegagalan, karena ingat petuah kegagalan adalah awal dari kesuksesan. Maka percaya bahwa setelah kegagalan pasti akan terbit kesuksesan kepadanya. Practice make perfect. Hmm…

Kedua,
“Nobody Perfect”, mengingatkan kita, manusia, bahwa tidak ada yang sempurna. Manusia sempurna hanya jika dibandingkan dengan makhluk-makhluk lain ciptaan-Nya karena mendapatkan sesuatu yang tidak dimiliki oleh makhluk lain, akal pikiran. Tidak ada manusia yang tak pernah luput dari kesalahan. Setiap manusia pasti pernah berbuat suatu kesalahan, karena kita mempunyai nafsu. Nobody perfect mengingatkan kita bahwa hanya Tuhanlah yang Maha Sempurna,  tidak ada yang lainnya. Nobody, body, karena Tuhan adalah dzat yang paling mulia, bukan termasuk ke dalam “body”.

Setelah melihat dua quotes di atas, ada dua golongan manusia berdasarkan cara masing-masing mereka menginterpretasikan kedua quotes tersebut.

Pertama,
“Practice make perfect”, but “nobody perfect”. Selalu berlatih akan membuat kita menjadi sempurna, tapi tidak ada satu pun yang sempurna di dunia ini. Tidak ada yang sempurna di dunia ini, dunia yang penuh dengan franchise ini. Jadi buat apa kita bersusah payah mengeluarkan tenaga dan menyisihkan pikiran hanya untuk berlatih. Berlatih hanya akan menghasilkan kesia-siaan karena nobody perfect. Kita tidak akan pernah mencapai apa yang dinamakan kesempurnaan. Sia-sia.

Kedua,
“Practice make perfect”, and ”nobody perfect”. Selalu berlatih/ mencari ilmu akan membuat kita sempurna, dan tidak ada satu pun yang sempurna. Menarik kesimpulan bahwa kita harus senantiasa terus berlatih/ mencari ilmu hingga terpisahnya nyawa dari raga kita. Apabila orang sudah (merasa) sempurna dan tidak lagi mencari ilmu, maka berhentilah peradaban. Practice make perfect and nobody perfect menjadi semacam motivasi atau dorongan bagi kita untuk senantiasa belajar dan berlatih agar selalu menghasilkan inovasi-inovasi baru yang berguna bagi manusia, bahkan seluruh makhluk hidup di dunia. Berguna.

Lalu apakah kedua quotes tersebut adalah kontradiktif?

Menurut aku pribadi, mereka (baca: kedua quotes tersebut di atas) tidak bersifat kontradiktif. Mereka bersifat komplementer, saling mengisi, saling melengkapi satu sama lain. Walaupun berdiri sendiri pun mereka tetap mempunyai arti yang kuat. Dan apabila bersatu, arti mereka akan semakin kuat.

Menanggapi kedua quotes di atas, termasuk golongan manakah kita dalam menginterpretasikannya? :)


Tuesday, 26 March 2013

Pi Day Vs. Valentine Day



Valentine day telah lewat, 14 Februari. Aku pribadi kurang berminat terhadap hari kasih sayang ini, bahkan cenderung kurang suka. Aku bukan termasuk dalam golongan mereka yang selalu berjargon “fucklentine” saat hari kasih sayang yang diperingati hampir di seluruh penjuru dunia itu. Menurutku mereka bodoh. When you do not like with something, just do not make it worse. Dan perlu digaris bawahi, set font besar, dan bold kalau perlu, aku nggak jomblo!
Tepat satu bulan setelah 14 Februari, Valentine Day, diperingati juga hari internasional yang nggak terlalu dielu-elukan oleh kebanyakan orang, bahkan hanya sedikit orang yang tahu. Adalah International Pi day yang jatuh pada tanggal 14 Maret. Hari Pi Internasional. Dipilihnya tanggal 14 Maret ini adalah implementasi dari bentuk 3,14 dari nilai Pi, bulan ke tiga tanggal 14. Ya, Pi yang kita kenal sebagai satuan dalam rumus mencari luas dan keliling lingkaran, 3,14 atau 22/7. *Pi dibaca seperti kita mengucapkan “pie”, bukan “phi”. “Phi” adalah golden ratio.
Sedikit orang yang tahu, kan? Aku sendiri tahu dari google yang ikut memperingatinya dengan mengubah tampilan google doodle-nya dengan bertemakannn lingkaran, tahun lalu. Tahun ini nggak, 2013. 
International Pi Day tahun ini aku diingatkan oleh avatar twitter @huffingtonpost yang berseliweran di timeline. Mengganti icon “H”-nya menjadi lambang Pi.
Apakah “Pi” itu?
Pi adalah bilangan konstanta dalam matematika yang merupakan perbandingan antara keliling dan diameter lingkaran.
Nilai 3,14 atau 22/7 yang dikenal saat ini adalah bentuk pembulatan dari perbandingan nilai keliling dan diameter lingkaran. Lebih tepatnya sudah dicari hingga 1,241,100,000,000 tempat desimal. Tempat desimal dari Pi adalah mendekati tak terhingga, infinite.
Mulai dari zaman dahulu, sudah banyak orang yang mencari nilai dari Pi yang sebenarnya. Atau paling tidak yang mendekati. Sampai sekarang nilai Pi yang kita gunakan yaitu 3,14.
Pada tahun 1768, Johann Lambert mengatakan bahwa nilai Pi adalah bilangan irasional. Dan pada 1882 Ferdinand Lindemann seorang matematikawan kondang mengatakan bahwa Pi adalah bilangan yang sulit dipahami.
“Aku lebih suka mengucapkan ‘happy international pi day’ dibandingkan harus mengucapkan ‘happy valentine day’ ke kamu.”
Asal kamu tahu, Pi adalah ibarat cinta. Mempunyai nilai yang tak terhingga, tak terbatas.
Pi mempunyai tempat desimal yang tak terhingga, sehingga orang menyingkat nilainya menjadi 3,14.
Begitu juga dengan cinta. Menimbulkan rasa yang tidak akan pernah terhingga, tidak akan pernah terjelaskan. Sehingga orang kemudian menyingkatnya menjadi “Cinta itu berjuta rasanya”. Hanya berjuta.
Pi adalah bilangan irasional yang sulit dipahami. Begitu juga cinta.
Cinta yang mampu menyihir kita melakukan hal-hal yang konyol sekali pun. Melakukan tindakan-tindakan irasional yang tidak akan pernah diterima oleh akal seorang yang tidak merasakannya.

Saturday, 5 January 2013

Free Pukpuk Buat Uang Lecek

Agak malas kalau saat aku beli suatu barang di warung, toko, atau penjual apa pun kemudian mendapatkan kembalian uang yang lecek dan kotor, dilipat berkali-kali. Kalau hal ini terjadi biasanya kembalian lecek tersebut akan aku belikan suatu barang lagi di tempat itu. Atau kalau nggak saat itu juga kembaliannya nggak jadi aku terima dan dengan terpaksa membelanjakannya dengan barang lain, biasanya sih permen kalau kembaliannya tidak lebih dari seribu rupiah.

Ini adalah semacam sense dasar manusia, ya, termasuk aku tentunya. Lebih suka uang yang rapi, nggak lecek, dan bersih. Seperti contohnya saat kita punya dua uang pecahan sepuluh ribu di tangan untuk dibelanjakan sesuatu, yang satu uang sepuluh ribu yang masih baru, rapi dan masih tercium bau "tai China". Sebaliknya uang sepuluh ribu yang lainnya uang lecek, kotor, dicoret-coret, dan terlipat-lipat. Maka secara naluri, uang yang lecek lah yang akan kita pergunakan untuk membeli sesuatu terlebih dahulu. Benar, kan?

Honestly, bukannya mau sombong..... Eh, bukannya statement "bukannya mau sombong" sejatinya adalah premulaan dari sombong yang sebenarnya, ya? Ok, nggak apa-apa, anggaplah ini sombong-sombongan. Aku memperlakukan uang dengan berhati-hati, terutama uang kertas. Sebisa mungkin tidak melipat uang, apalagi melipat berkali-kali. Bahkan mencoret-coret uang, digambari kumis lah, digambari "tete-tetean" lah, ditulis nomor handphone, keliatan banget kalau itu adalah nomor handphone jomblo lapuk sampai-sampai "mengiklankan" diri lewat media coret-coret uang. 

Apakah negara kita harus membuat uang kertas dengan bahan yang nggak gampang lecek, nggak gampang kerut? Anti bocor aja sekalian. Pakai bahan yang buat bikin "yang bersayap".

Ada statement "Yah, kalaupun lecek masih bisa buat beli sesuatu buat apa dipermasalahkan? Toh, nominalnya juga tetap sama." Ya, ada benarnya juga statement ini. Selama masih bisa buat transaksi jual beli kenapa harus dipermasalahkan? Maka kembali lagi ke pribadi masing-masing. 

Coba sekarang kita lihat keadaan uang kertas di negara-negara maju. Ambil contoh Singapore lah yang paling dekat. Berdasarkan pengalaman pribadiku, jarang aku temui uang lecek di sana. Mereka lebih menghargai uang kertas daripada kita. Ini adalah salah satu jiwa penduduk negara maju, menghargai hal-hal kecil. Sedangkan di Indonesia, banyak kita temukan uang kertas yang rusak, lecek, kotor, dicoret-coret, dan keadaan memprihatinkan lainnya.

Peredaran uang kertas yang lecek tersebut adalah sebuah indikasi akan ketidakpedulian kita terhadap mata uang Rupiah. Uang negara sendiri saja nggak dihargai, bagaimana perekonomian mau maju.

Di sisi lain dalam hal kebersihan, tidak bisa dipungkiri kalau uang kertas adalah sarangnya segala macam kuman karena berpindah dari tangan satu ke tangan yang lain, terutama uang yang lecek dan kotor. Tangan-tangan orang yang habis garuk-garuk sesuatu, habis ngupil, dan tindakan menjijikkan lainnya yang sangat nikmat dilakukan. Ngeri, kan? Secara nggak langsung kita nggaruk-garukin, dan ngupilin hidung orang lain.  Hiyy... Apakah kita harus memakai medical gloves untuk setiap kita menerima uang dari tangan orang lain? Nggak segitunya juga, sih. Cukup cuci tangan dengan sabun dan menggunakan antiseptic kalau dirasa perlu setelahnya terutama saat kita hendak makan dan hal lain yang bersifat steril.

Ingat "an-nazhaafatu minal iimaan", kan? Kebersihan sebagian dari iman. Termasuk menjaga kerapihan dan kebersihan uang tentunya. Maka, teman, bukan sok mau menggurui, jagalah uang kertas baik-baik, ya? Untuk kita bersama.

Semoga hari ini menyenangkan. :)

Friday, 4 January 2013

(Sok) Ngomongin Menulis

Btw, @gatotpriambodo adalah alter account twitterku selain @priambodoo. Belum lama ini bikin dengan tujuan awal adalah supaya nama @gatotpriambodo nggak dipakai orang lain. Dan nggak ada niatan buat aktif banget di alter account yang baru ini.

Ya, kan, sekarang banyak pengguna twitter yang punya lebih dari satu akun. Jadilah ikut mainstream tersebut. Tapi sungguh tujuannya adalah supaya username nama lengkapku nggak dicomot orang lain. Sayang kalo dipakai orang lain. Ntar kalau udah dipakai orang lain jadi nyesel, contohnya akun (at)gatot dan (at)priambodo. Pengen pakai salah satu dari kedua username itu, pengen banget kalau kamu tanya "Pengen banget apa pengen aja?". Semoga pemilik dua akun tersebut membaca tulisanku ini dan tersentuh hatinya untuk mengoperkan username cantik itu padaku. Yuk bareng-bareng mengucapkan: "Amien."

Akhir-akhir ini malah lebih sering ngetweet pakai alter account, ya walaupun lebih jadi "RT abuser". Entah mengapa sore ini aku iseng-iseng ngetweet entah apa nggak jelas. Pokoknya waktu lagi nulis sembari ngetweet. Hal yang susah adalah saat menulis lupa log out akun twitter, atau mungkin memang disengaja.

Berhubung aku lagi nulis, maka ngetweetlah aku tentang menulis. Sambil ngemil, sambil garuk-garuk.






















Sekian tweet alter account twitterku yang sok ngomongin tentang menulis. Ya, pada intinya kegiatan menulis itu menyenangkan, diri sendiri dan bahkan orang lain jika mereka merasa terhibur dan mendapatkan manfaat dari tulisan kita. Menulis dengan media apapun tetap menyenangkan, di atas kertas, di blog, bahkan di tembok toko-toko pinggir jalan sekali pun, kata anak genk motor, sih.

Jika berkenan silahkan difollow @gatotpriambodo ya, keburu hari Senin. Senin harga naik. Teteup, promosi ala SPG real estate.

Di hari Jumat ini semoga hari kita lebih  menyenangkan dari hari kemarin. :)