Tuesday, 26 March 2013

Pi Day Vs. Valentine Day



Valentine day telah lewat, 14 Februari. Aku pribadi kurang berminat terhadap hari kasih sayang ini, bahkan cenderung kurang suka. Aku bukan termasuk dalam golongan mereka yang selalu berjargon “fucklentine” saat hari kasih sayang yang diperingati hampir di seluruh penjuru dunia itu. Menurutku mereka bodoh. When you do not like with something, just do not make it worse. Dan perlu digaris bawahi, set font besar, dan bold kalau perlu, aku nggak jomblo!
Tepat satu bulan setelah 14 Februari, Valentine Day, diperingati juga hari internasional yang nggak terlalu dielu-elukan oleh kebanyakan orang, bahkan hanya sedikit orang yang tahu. Adalah International Pi day yang jatuh pada tanggal 14 Maret. Hari Pi Internasional. Dipilihnya tanggal 14 Maret ini adalah implementasi dari bentuk 3,14 dari nilai Pi, bulan ke tiga tanggal 14. Ya, Pi yang kita kenal sebagai satuan dalam rumus mencari luas dan keliling lingkaran, 3,14 atau 22/7. *Pi dibaca seperti kita mengucapkan “pie”, bukan “phi”. “Phi” adalah golden ratio.
Sedikit orang yang tahu, kan? Aku sendiri tahu dari google yang ikut memperingatinya dengan mengubah tampilan google doodle-nya dengan bertemakannn lingkaran, tahun lalu. Tahun ini nggak, 2013. 
International Pi Day tahun ini aku diingatkan oleh avatar twitter @huffingtonpost yang berseliweran di timeline. Mengganti icon “H”-nya menjadi lambang Pi.
Apakah “Pi” itu?
Pi adalah bilangan konstanta dalam matematika yang merupakan perbandingan antara keliling dan diameter lingkaran.
Nilai 3,14 atau 22/7 yang dikenal saat ini adalah bentuk pembulatan dari perbandingan nilai keliling dan diameter lingkaran. Lebih tepatnya sudah dicari hingga 1,241,100,000,000 tempat desimal. Tempat desimal dari Pi adalah mendekati tak terhingga, infinite.
Mulai dari zaman dahulu, sudah banyak orang yang mencari nilai dari Pi yang sebenarnya. Atau paling tidak yang mendekati. Sampai sekarang nilai Pi yang kita gunakan yaitu 3,14.
Pada tahun 1768, Johann Lambert mengatakan bahwa nilai Pi adalah bilangan irasional. Dan pada 1882 Ferdinand Lindemann seorang matematikawan kondang mengatakan bahwa Pi adalah bilangan yang sulit dipahami.
“Aku lebih suka mengucapkan ‘happy international pi day’ dibandingkan harus mengucapkan ‘happy valentine day’ ke kamu.”
Asal kamu tahu, Pi adalah ibarat cinta. Mempunyai nilai yang tak terhingga, tak terbatas.
Pi mempunyai tempat desimal yang tak terhingga, sehingga orang menyingkat nilainya menjadi 3,14.
Begitu juga dengan cinta. Menimbulkan rasa yang tidak akan pernah terhingga, tidak akan pernah terjelaskan. Sehingga orang kemudian menyingkatnya menjadi “Cinta itu berjuta rasanya”. Hanya berjuta.
Pi adalah bilangan irasional yang sulit dipahami. Begitu juga cinta.
Cinta yang mampu menyihir kita melakukan hal-hal yang konyol sekali pun. Melakukan tindakan-tindakan irasional yang tidak akan pernah diterima oleh akal seorang yang tidak merasakannya.