Friday, 16 November 2012

Free Pukpuk Buat Patung Pak Polisi

Masih ingat kah kamu dengan kisah Nabi Ibrahim 'Alaihissalam? Yak, benul! FYI aja, kata "benul" adalah bahasa slang hasil gabungan dari benar dan betul.

Ok, kembali ke jawaban dari pertanyaan sebelumnya. Kamu, kemungkinan, udah tau kisah tentang Nabi Ibrahim. Kisah di mana sang nabi yang hidup pada jaman orang-orang menyembah berhala. Berhala adalah patung, patung yang dibuat oleh tangan-tangan manusia.

Pada masa masa itu Nabi Ibrahim merasa bahwa apa yang dilakukan oleh umatnya adalah salah, menyembah berhala, menyembah yang bukan Allah. Singkat cerita, satu hari beliau menghancurkan semua patung-patung berhala yang biasa disembah oleh kaumnya. Menggunakan sebilah kapak, Nabi Ibrahim menghancurkan semuanya, kecuali patung yang paling besar. Kemudian sang nabi menaruh kapak yang digunakan untuk menghancurkan patung-patung itu di tangan patung yang paling besar.

Keesokan harinya, semua orang bingung melihat patung-patung berhala yang biasa mereka sembah hancur berantakan. Mereka marah dan menuduh Nabi Ibrahim lah yang melakukannya, menghancurkan patung-patung itu. Sang nabi mengelak kemudian berkata:

"Pelaku yang menghancurkan patung-patung itu adalah patung yang paling besar. Lihatlah, dia memegang kapak."

"Mana mungkin sebuah patung dapat melakukan ini semua!" Jawab orang-orang serentak.

"Nah, jadi apa yang kalian sembah selama ini?"

TEEEEETTTTT! Semua orang yang menyembah berhala jadi berlagak donkey.

Itulah tadi sepenggal kisah Nabi Ibrahim 'Alaihissalam yang meluruskan jalan umatnya dari kemusyrikan, menyembah berhala. 

Tapi taukah kamu jaman sekarang, di mana indomaret dan alfamart dapat ditemukan saling bersebelahan, secara tidak sadar, kita dipaksa untuk menyembah berhala!

Sebelum ngejudge yang macem-macem, kita pelajari terlebih dahulu makna dari kata "menyembah". Menyembah adalah menghormati (yang paling tinggi). Hormat di sini bisa hormat karena panggilan dari hati, ikhlas, dan hormat karena rasa takut pada seseorang (dalam bahasan kali ini, sesuatu).

Dalam hal menyembah kepada Allah SWT, termasuk juga unsur takut akan azab dari Allah. Takut berperilaku yang dapat membuat kita masuk ke dalam neraka. Maka dalam menyembah terdapat unsur takut.

Jadi siapakah yang memaksa kita menyembah berhala? Sering kita jumpai, patung-patung pak polisi di pinggiran jalan yang lagi dalam posisi istirahat di tempat. Biasanya di pertigaan atau perempatan jalan. Lalu buat apa patung tersebut dibuat kalo nggak untuk menakut-nakuti pengguna jalan. Walaupun takut untuk berbuat sesuatu yang melanggar lalu lintas, tetapi kita dipaksa untuk takut kepada sebuah patung.

Aku rasa penempatan patung tersebut juga kurang efektif. Akan lebih efektif apabila patung pak polisi tersebut nggak lagi dalam keadaan istirahat di tempat, melainkan harus dalam keadaan "informal". Keadaan yang bagaimana? Mungkin mereka dalam keadaan duduk sambil menyilangkan kaki, atau mungkin lagi tidur goler-goleran akan lebih efektif. Karena pengelihatan pengguna jalan akan terkelabuhi dengan keadaan "original" mereka, dan menyangka itu benar-benar pak polisi sungguhan.

Terakhir, sebenarnya untuk apa pengguna jalan ditakuti dengan patung-patungan pak polisi. Mereka juga sangatlah pandai dalam membedakan apakah itu polisi sungguhan atau hanya patung polisi. Sekali lagi, walaupun itu dengan tujuan baik, untuk mencegah pengguna jalan tidak melanggar lalu lintas, tetapi menakut-nakuti menggunakan patung bukan cara yang benar, takut itu cuma sama Allah.

Bye, semoga hari kita menyenangkan.